Burung Bangau dan Seekor Anjing
Suatu pagi
seekor anjing pergi mencari makanan ke sebuah danau, disana terkadang terdapat
beberapa makanan terkadang pula tidak sama sekali ada makanan untuk sang
anjing. Sang anjing menggunakan penciuman, mata dan telingannya untuk mencari
makanan hingga ketika dia berjalan sang anjing mencium bau anyir lalu dia
mengikuti arah bau itu dan sampailah dia tepat dimana bau itu berasal namun dia
tidak menemukan ikan itu di tanah maupun dekat air danau. Ketika dia melihat ke
atas ternyata seekor bangau bertengger di sebuah pohon yang sedang memegang
ikan besar diantara paruhnya. Burung bangau itu bukanlah burung yang sering
dilihat oleh sang anjing.
Sang anjing tersenyum bahagia karena dia telah
menemukan makanan, meskipun makanan itu dipegang oleh seekor burung bangau yang
besar “ah aku tidak perlu mencari ke tempat yang jauh karena aku sudah
menemukan makanan yang aku cari dan makanan itu cukup untuk membuatku kenyang.”
pikir sang anjing. Sang anjing kini melihat sang burung bangau yang bertengger
di pohon itu dengan penuh rasa kagum lalu sang anjing berkata sambil berteriak
dengan keras “hai burung yang indah dan cantik, kau kelihatan sangat indah
ketika bertengger di dahan itu.” sang burung bangau menoleh ke arah sang anjing
dengan memiringkan kepalanya dia memperhatikan sang anjing dengan sangat
curiga, sang burung bangau tetap menutup paruhnya dan tidak membalas sahutan
sang anjing.
“Lihatlah kakimu yang besar dan kuat itu” kata
sang anjing “tubuhmu yang besar dan warna bulumu yang cerah seperti pelangi,
sayapmu yang lebar itu sangat cantik dan paruhmu yang panjang itu sangat
indah.” rayu sang anjing, “burung indah seperti dirimu pasti memiliki suara
yang cukup bagus dan merdu, kau adalah burung sempurna ketika kau bernyanyi
dengan indah dan aku akan memujimu selayaknya sang ratu burung yang indah.”
Mendengar rayuan sang anjing yang begitu membuat senang sang burung bangau,
sang burung bangau kini lupa akan rasa curiga dan ikan besar yang dipegang oleh
mulutnya.
Sang burung bangau ingin sekali disebut-sebut
sebagai sang ratu burung dan kini dia membuka mulutnya dan mengeluarkan
suara-suaranya yang cukup keras. Tidak sadar sang burung telah menjatuhkan ikan
besarnya ke dekat sang anjing.
Sang anjing berhasil mengelabui sang burung,
ketika ikan itu jatuh ke tanah sang anjing menginjak itu sambil berkata “Kau
memang burung besar dan cantik, kau memiliki suara meskipun tidak semerdu
burung lain tapi dimanakah otakmu kau menjatuhkan ikan yang cukup besar ini,
aku sangat berterima kasih.” Sang anjing menggigit dan pergi dari sang burung
sambil tersenyum manis dan sang burung kini menyesali perbuatannya.
Ringkasan:
Suatu
pagi seekor anjing sedang mencari makanan ke sebuah danau. Saat berjalan sang
Anjing mencium bau anyir dan mengikuti bau itu. Tibalah ia di samping pohon
dekat danau. Ketika sang Anjing melihat ke atas disana terdapat seekor bangau
yang sedang bertengger. Di antara paruh burung itu terdapat ikan yang besar.
Sang Anjing tersenyum bahagia karena
dia telah menemukan makanan, meskipun makanan itu dipegang oleh seekor burung
bangau yang besar. Sang Anjing kini melihat sang Burung bangau yang bertengger
di pohon itu dengan penuh rasa kagum lalu Sang anjing memuji penampilan dan
suara si Bangau. Sang Anjing membujuk sang Bangau untuk memyanyi, karena terpedaya
dengan rayuan sang Anjing akhirnya sang Bangau membuka mulutnya dan menyanyi.
Tak sadar sang Bangau telah menjatuhkan ikan besarnya. Ketika ikan itu jatuh,
Sang Anjing berkata kepada sang Bangau “Kau memang burung besar dan cantik, kau
memiliki suara meskipun tidak semerdu burung lain tapi dimanakah otakmu kau
menjatuhkan ikan yang cukup besar ini, aku sangat berterima kasih.” sang Anjing
lalu pergi dengan menggigit ikan besar di mulutnya.
Unsur intrisik:
1. Tema:
kecerdikan Anjing dan kesmbongan Burung bangau
2. Tokoh:
seekor Anjing dan Bangau
3. Penokohan:
-Anjing: Cerdik
-Burung bangau: Sombong dan mudah dikelabuhi
4. Alur:
Maju
5. Latar:
a. Tempat:
pohon di dekat danau
b. Waktu:pagi
hari
c. Suasana:
6. Sudut
pandang orang ketiga tunggal
7. Amanat:
Kesombongan akan membuat lupa diri dan akan merugikan diri kita sendiri.
Hati-hati dalam menerima pujian karena pujian yang berlebihan bisa menjatuhkan
kita.
Tanggapan
Cerpen ini diambil
dari dongengceritarakyat.com.
Cerpen ini sangat
bagus,penggunaan bahasa pada cerpen mudah dimengerti dan dipahami. Cerpen ini
menggunakan kata-kata yang baku saat menceritakan ceritanya. Cerpen ini
mempunyai amanat yang bagus. Cerpen ini juga cocok untuk semua kalangan
terutama anak-anak dan menginspirasi. Pada cerpen ini penulis menggunakan kata
sandang si dan sang. Penulis juga menggambarkan kejadian dengan detai namun
penggambaran pada latar suasana dan tempat masih sedikit kurang akan lebih baik
jika penulis menggambarkan suasana yang terjadi pada cerpen. Secara keseluruhan
cerpen ini sangat bagus dan menarik bagi siapa saja yang membacanya.