Selasa, 26 November 2019

Membedah Unsur Intrinsik Cerita


Burung Bangau dan Seekor Anjing


Suatu pagi seekor anjing pergi mencari makanan ke sebuah danau, disana terkadang terdapat beberapa makanan terkadang pula tidak sama sekali ada makanan untuk sang anjing. Sang anjing menggunakan penciuman, mata dan telingannya untuk mencari makanan hingga ketika dia berjalan sang anjing mencium bau anyir lalu dia mengikuti arah bau itu dan sampailah dia tepat dimana bau itu berasal namun dia tidak menemukan ikan itu di tanah maupun dekat air danau. Ketika dia melihat ke atas ternyata seekor bangau bertengger di sebuah pohon yang sedang memegang ikan besar diantara paruhnya. Burung bangau itu bukanlah burung yang sering dilihat oleh sang anjing.
Sang anjing tersenyum bahagia karena dia telah menemukan makanan, meskipun makanan itu dipegang oleh seekor burung bangau yang besar “ah aku tidak perlu mencari ke tempat yang jauh karena aku sudah menemukan makanan yang aku cari dan makanan itu cukup untuk membuatku kenyang.” pikir sang anjing. Sang anjing kini melihat sang burung bangau yang bertengger di pohon itu dengan penuh rasa kagum lalu sang anjing berkata sambil berteriak dengan keras “hai burung yang indah dan cantik, kau kelihatan sangat indah ketika bertengger di dahan itu.” sang burung bangau menoleh ke arah sang anjing dengan memiringkan kepalanya dia memperhatikan sang anjing dengan sangat curiga, sang burung bangau tetap menutup paruhnya dan tidak membalas sahutan sang anjing.
“Lihatlah kakimu yang besar dan kuat itu” kata sang anjing “tubuhmu yang besar dan warna bulumu yang cerah seperti pelangi, sayapmu yang lebar itu sangat cantik dan paruhmu yang panjang itu sangat indah.” rayu sang anjing, “burung indah seperti dirimu pasti memiliki suara yang cukup bagus dan merdu, kau adalah burung sempurna ketika kau bernyanyi dengan indah dan aku akan memujimu selayaknya sang ratu burung yang indah.” Mendengar rayuan sang anjing yang begitu membuat senang sang burung bangau, sang burung bangau kini lupa akan rasa curiga dan ikan besar yang dipegang oleh mulutnya.
Sang burung bangau ingin sekali disebut-sebut sebagai sang ratu burung dan kini dia membuka mulutnya dan mengeluarkan suara-suaranya yang cukup keras. Tidak sadar sang burung telah menjatuhkan ikan besarnya ke dekat sang anjing.
Sang anjing berhasil mengelabui sang burung, ketika ikan itu jatuh ke tanah sang anjing menginjak itu sambil berkata “Kau memang burung besar dan cantik, kau memiliki suara meskipun tidak semerdu burung lain tapi dimanakah otakmu kau menjatuhkan ikan yang cukup besar ini, aku sangat berterima kasih.” Sang anjing menggigit dan pergi dari sang burung sambil tersenyum manis dan sang burung kini menyesali perbuatannya.
Ringkasan:
Suatu pagi seekor anjing sedang mencari makanan ke sebuah danau. Saat berjalan sang Anjing mencium bau anyir dan mengikuti bau itu. Tibalah ia di samping pohon dekat danau. Ketika sang Anjing melihat ke atas disana terdapat seekor bangau yang sedang bertengger. Di antara paruh burung itu terdapat ikan yang besar.
          Sang Anjing tersenyum bahagia karena dia telah menemukan makanan, meskipun makanan itu dipegang oleh seekor burung bangau yang besar. Sang Anjing kini melihat sang Burung bangau yang bertengger di pohon itu dengan penuh rasa kagum lalu Sang anjing memuji penampilan dan suara si Bangau. Sang Anjing membujuk sang Bangau untuk memyanyi, karena terpedaya dengan rayuan sang Anjing akhirnya sang Bangau membuka mulutnya dan menyanyi. Tak sadar sang Bangau telah menjatuhkan ikan besarnya. Ketika ikan itu jatuh, Sang Anjing berkata kepada sang Bangau “Kau memang burung besar dan cantik, kau memiliki suara meskipun tidak semerdu burung lain tapi dimanakah otakmu kau menjatuhkan ikan yang cukup besar ini, aku sangat berterima kasih.” sang Anjing lalu pergi dengan menggigit ikan besar di mulutnya.
Unsur intrisik:
1.  Tema: kecerdikan Anjing dan kesmbongan Burung bangau
2.  Tokoh: seekor Anjing dan Bangau
3.  Penokohan:
-Anjing: Cerdik
-Burung bangau: Sombong dan mudah dikelabuhi
4.  Alur: Maju
5.  Latar:
a.  Tempat: pohon di dekat danau
b.  Waktu:pagi hari
c.  Suasana:
6.  Sudut pandang orang ketiga tunggal
7.  Amanat: Kesombongan akan membuat lupa diri dan akan merugikan diri kita sendiri. Hati-hati dalam menerima pujian karena pujian yang berlebihan bisa menjatuhkan kita.


Tanggapan

Cerpen ini diambil dari dongengceritarakyat.com.
Cerpen ini sangat bagus,penggunaan bahasa pada cerpen mudah dimengerti dan dipahami. Cerpen ini menggunakan kata-kata yang baku saat menceritakan ceritanya. Cerpen ini mempunyai amanat yang bagus. Cerpen ini juga cocok untuk semua kalangan terutama anak-anak dan menginspirasi. Pada cerpen ini penulis menggunakan kata sandang si dan sang. Penulis juga menggambarkan kejadian dengan detai namun penggambaran pada latar suasana dan tempat masih sedikit kurang akan lebih baik jika penulis menggambarkan suasana yang terjadi pada cerpen. Secara keseluruhan cerpen ini sangat bagus dan menarik bagi siapa saja yang membacanya.